Penduduk, Masyarakat dan Kebudayaan

BAB I
Pendahuluan
A.    Latar Belakang
Pada hakikatnya, keterkaitan hubungan antara penduduk, masyarakat dan kebudayaan memiliki jalinan tali yang cukup erat. Ibaratkan sebuah motor, tiga komponen tersebut merupakan mesin penggerak yang tidak dapat dipisahkan didalam kehidupan sehari-hari. Manusia akan terus berkembang sesuai dengan perkembangan globalisasi yang terus mengalir setiap hari. Dampak dari globalisasi pun tidak dapat dibendung lagi, sehingga hal tersebut justru akan mempengaruhi kebudayaan yang berkembang di masyarakat secara luas. Pertumbuhan penduduk pun telah mengalami peningkatan yang cukup tinggi, diikuti pula dengan perubahan jumlah angka kematian dan kelahiran setiap harinya. Apalagi, telah berkembangnya suatu proses perpindahan penduduk yang disebut dengan imigrasi, yang dilaksanakan dalam rangka mencapai kestabilan hidup dari tempat sebelumnya, ke tempat lain yang lebih baik. Tiga hal tersebut merupakan faktor-faktor yang cukup dominan dalam mendorong adanya pertambahan penduduk. Pertambahan penduduk tersebut diprediksi akan selalu mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya peradaban manusia.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penulisan ini, adapun pokok-pokok masalah yang akan kami identifikasi pada tulisan ini, antara lain :
a.       Apa itu penduduk, masyarakat dan kebudayaan?
b.      Bagaimana perkembangan penduduk dunia?
c.       Bagaimana penggandaan penduduk dunia?
d.      Apa saja  faktor-faktor demografi yang mempengaruhi pertambahan penduduk?
e.       Bagaimana rumus tingkat kematian yang kasar dan khusus?
f.       Mahasiswa dapat menulliskan angka kelahiran?
g.      Apa pengertian migrasi?
h.      Apa saja macam-macam migrasi?
i.        Bagaimana proses migrasi?
j.        Apa saja akibat migrasi?
k.      Apa saja 3 jenis struktur penduduk?
l.        Bagaimana bentuk piramida penduduk stasioner, muda, dan tua?
m.    Apa pengertian rasio ketergantungan?
n.      Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan kebudayaan di Indonesia?
o.      Bagaimana kebudayaan Hindu, Budha dan Islam?
p.      Bagaimana perkembangan  kebudayaan barat?
C.    Tujuan Penulisan
a.       Untuk mengetahui pengertian penduduk, masyarakat dan kebudayaan.
b.      Untuk mengetahui perkembangan penduduk dunia.
c.       Untuk  mengetahui penggandaan penduduk dunia.
d.      Untuk mengetahui  faktor-faktor demografi yang mempengaruhi pertambahan penduduk
e.         Untuk mengetahui rumus tingkat kematian yang kasar dan khusus
f.         Dapat  menuliskan angka kelahiran
g.      Untuk mengetahui pengertian migrasi
h.      Untuk mengetahui macam-macam migrasi
i.        Untuk mengetahui proses migrasi
j.        Untuk mengetahui akibat migrasi
k.      Untuk mengetahui jenis struktur penduduk
l.        Untuk mengetahui bentuk piramida penduduk stasioner, muda, dan tua
m.    Untuk mengetahui pengertian rasio ketergantungan
n.      Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan kebudayaan di Indonesia
o.      Untuk mengetahui kebudayaan Hindu, Budha dan Islam
p.      Untuk mengetahui perkembangan  kebudayaan Barat








BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Penduduk, Masyarakat dan Kebudayaan
1.      Penduduk
Penduduk adalah orang-orang yang berada di dalam suatu wilayah yang terikat oleh aturan-aturan yang berlaku dan salingberinteraksi satu sama lain secara terus menerus (continue).
2.      Masyarakat
Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), di mana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata "masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak.
3.      Kebudayaan
Kebudayaan hasil cipta, rasa dan karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang kompleks yang mencakup pengetahuan, keyakinan, seni, susila, hukum adat dan setiap kecakapan, dan kebiasaan.
B.     Perkembangan Penduduk Dunia
Jumlah penduduk pada suatu negara selalu mengalami perubahan yang disebabkan oleh faktor kelahiran, kematian dan migrasi atau perpindahan penduduk. Perubahan keadaan penduduk tersebut dinamakan dinamika penduduk. Dinamika atau perubahan penduduk cenderung kepada pertumbuhan. Pertumbuhan penduduk ialah perkembangan jumlah penduduk suatu daerah atau negara. Jumlah penduduk suatu negara dapat diketahui melalui sensus, registrasi dan survei penduduk. Jumlah penduduk Indonesia sejak sensus pertama sampai dengan sensus terakhir jumlahnya terus bertambah. Sensus pertama dilaksanakan pada tahun 1930 oleh pemerintah Hindia Belanda. Sedangkan sensus yang pernah dilakukan oleh pemerintah Indonesia adalah pada tahun 1961, 1971, 1980, 1990 dan yang terakhir 2000. Sensus di Indonesia dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan waktu pelaksanaan sensus di Indonesia diadakan sepuluh tahun sekali.
Penduduk dunia saat ini menurut Data Bank Dunia berkisar 7 milyar jiwa. Jumlah tersebut diprediksi akan selalu mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya peradaban manusia. Tidaka ditemukannya data yang valid mengenai perkembangan penduduk dunia dari zaman dimana terdapat manusia untuk pertama kalinya dimuka bumi ini. Berdasarkan data dari tahun 1650an hingga saat ini, terdapat lima fase perkembangan penduduk, antara lain :
1.      Periode 1650-1800
Pada periode ini diperkirakan jumlah penduduk dunia mencapai 900 juta jiwa dengan tingkat pertumbuhan penduduk 0,4 % per tahun. Periode ini ditandai dengan
·         Mulai berkembangnya teknik pertanian
·         Berdirinya pabrik-pabrik pada tahap awal
·         Pengembangan sarana dan prasarana transportasi
·         Kondisi politik di berbagai negara relatif stabil
2.      Periode 1800=1850
Selama periode ini (50 tahun) jumlah penduduk dunia bertambah sekitar 33% yang ditandai dengan gejala berikut :
·       Meningkatnya tatanan politik dan ekonomi negara
·       Mulai timbulnya kesadaran akan lingkungan
·       Adanya perhatian untuk mengontrol laju pertumbuhan penduduk
3.      Periode 1850-1900
Periode ini memiliki ciri, antara lain :
·             Mulai dilakukannya sensus penduduk di berbagai negara
·             Peningkatan produktivitas manusia karena kemajuan IPTEK
·             Di beberapa negara terjadi penurunan fertilitas
4.      Periode 1900-1930
Periode ini sangat erat kaitannya dengan terjadinya Perang Dunia 1 dan perkembangan penduduk dunia terbagi menjadi 3 wilayah yaitu
·             Wilayah Amerika Serikat dan Eropa Barat pertumbuhan penduduknya mulai terkendali.
·             Wilayah Eropa timur, Afrika Utara, Amerika Latin dan Jepang, angka pertumbuhan penduduknya masih tinggi.
·             Wilayah yang tidak termasuk 2 wilayah diatas pertumbuhan penduduknya tinggi.
5.      Periode 1930-sekarang
Merupakan periode ledakan penduduk dunia karena berbagai faktor yaitu
·             Berakhirnya Perang Dunia
·             Meningkatnya pelayanan kesehatan dan pendidikan
·             Penemuan berbagai jenis obat dan antibiotik
·             Teknologi semakin maju di berbagai bidang
·             Taraf ekonomi mulai meningkat
Sebelum tahun 1650an diperkirakan perkembangan penduduk dunia sangat tidak berarti. Jumlah kelahiran dan kematian sama tingginya.

Peta Pertumbuhan Penduduk Dunia (dalam persen)

Data Penduduk Dunia (World Bank)

C.    Penggandaan Penduduk Dunia
Penggandaan penduduk adalah perubahan populasi atau jumlah kehidupan yang dibarengi dengan pengingkatan amupun penurunan jumlah penduduk dalam rentan waktu enam tahun. Berikut adalah tabel penggandaan jumlah penduduk di dunia.
D.    Faktor-Faktor Demografi yang Mempengaruhi Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk tentunya didorong oleh berbagai faktor tertentu, salah satunya adalah faktor demografi. Adapun faktor demografi tersebut dibagi lagi menjadi tiga macam, dimana tiga hal tersebut merupakan komponen yang berpengaruh besar terhadap pesatnya laju pertambahan jumlah penduduk dunia.
1.      Kelahiran (Fertilitas)
Fertilitas merupakan taraf kelahiran penduduk yang sesungguhnya berdasarkan jumlah kelahiran yang terjadi. Fertilitas disebut juga dengan Natalitas. Penghitungan angka kelahiran dapat dirumuskan sebagai berikut.
Crude Birth Rate (CBR) = Jumlah lahir hidup /(dibagi) Junlah penduduk pertengahan tahun x(dikalikan) 1000.
Faktor-faktor penunjang kelahiran (pro natalitas) antara lain:
a.      Kawin pada usia muda, karena ada anggapan bila terlambat kawin keluarga akan malu.
b.      Anak dianggap sebagai sumber tenaga keluarga untuk membantu orang tua.
c.       Anggapan bahwa banyak anak banyak rejeki.
d.      Anak menjadi kebanggaan bagi orang tua.
e.       Anggapan bahwa penerus keturunan adalah anak laki-laki, sehingga bila belum ada anak laki-laki, orang akan ingin mempunyai anak lagi.
Faktor-faktor penghambat kelahiran (anti natalitas), antara lain:
§  Adanya program keluarga berencana yang mengupayakan pembatasan jumlah anak.
§  Adanya ketentuan batas usia menikah, untuk wanita minimal berusia 16 tahun dan bagi laki-laki minimal berusia 19 tahun.
§  Anggapan anak menjadi beban keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
§  Adanya pembatasan tunjangan anak untuk pegawai negeri yaitu tunjangan anak diberikan hanya sampai anak ke – 2.
2.      Penundaaan kawin sampai selesai pendidikan akan memperoleh pekerjaan.
2.      Kematian (Mortalitas)
     Kematian adalah hilangnya tanda-tanda kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup.Kematian bersifat mengurangi jumlah penduduk. Penghitungan angka kematian caranya hampir sama dengan menghitung angka kelahiran (fertilitas). Tinggi-rendahnya angka kematian dipengaruhi oleh faktor pendukung kematian (pro mortalitas) dan faktor penghambat kematian (anti mortalitas). Rumus  penghitungan angka kematian adalah sebagai berikut :
a.       Angka kematian khusus (Age Spesific Death Rate) adalah banyaknya kematian dalam tiap 1000 jumlah penduduk pada usia tertentu pertahunnya. Rumusnya adalah sebagai berikut.
ASDR = Dx/Px/1000
ASDR = Age Spesific Death Rate
D (Death) = Jumlah Kematian
P (Population) = Jumlah Penduduk
b.      Angka kematian kasar (Crude Death Rate) adalah angka kematian yang tidak dapat diperkirakan setiap tahunnya. Rumus penghitungannya adalah sebagai berikut.
CDR = D/Px1000
Faktor Pendukung Kematian (pro mortalitas)
v  Saran kesehatan yang kurang memadai
v  Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan
v  Terjadinya peperangan
v  Terjadinya kecelakaan lalu lintas dan industri
v  Tindakan bunuh diri dan pembunuhan
Faktor Penghambat Kematian
v  Lingkungan hidup yang sehat
v  Fasilitas kesehatan lengkap dan memadai
v  Ajaran agama yang melarang tindak bunuh diri dan membunuh orang lain
v  Tingkat kesehatan masyarakat tinggi
v  Tingkat pendidikan masyarakat tinggi
3.      Migrasi
Migrasi adalah perpindahan penduduk untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain melalui batas politik/negara ataupun batas administrasi/batas bagian dari suatu negara, dalam rangkap mencapai kehidupan yang lebih baik lagi dari tempat asal ke tempat baru. Berikut adalah macam-macam migrasi :
a.       Emigrasi (Perpindahan penduduk dari satu negara ke negara lain)
b.      Imigrasi (Masuknya penduduk dari suatu negara ke negara lain dengan tujuan menetap)
c.    Transmigrasi (Perpindahan penduduk dari pulau padat penduduk ke pulau lain dalam satu wilayah negara)
d.   Urbanisasi (Perpindahan penduduk dari desa ke kota dengan tujuan menetap)
Faktor-faktor adanya imigrasi, antara lain :
1.      Berkurangnya sumber-sumber alam
2.      Menyempitnya lahan pekerjaan di tempat asal
3.      Adanya berbagai tekanan dan diskriminasi politik, agama, ataupun suku
4.      Ketidakcocokan dengan budaya daerah asal
5.      Alasan pekerjaan atau perkawinan yang menyebabkan tak berkembangnya karir pribadi.
6.      Bencana alam
Migrasi juga akan memunculkan dampak atau akibat, diantaranya sebagai berikut :
a.       Terubahnya pola distribusi penduduk (secara keseluruhan maupun tidak)
b.      Memungkinkan tingginya angka pertumbuhan penduduk dan laju pertumbuhan di suatu wilayah
E.     Piramida Penduduk
b.      Piramida Penduduk Muda
Piramida ini berbentuk limas, dan menggambarkan komposisi penduduk dalam pertumbuhan yang sedang berkembang. Jumlah angka kelahiran lebih besar dari kematian, Bentuk umum seperti ini sering ditemui di Negara-negara maju seperti : India,Brazilia,Indonesia.
c.       Piramida Stasioner
Piramida ini berbentuk granat, dan menggambarkan keadaan penduduk yang tetap sebab tingkat kematian rendah dan tingkat kelahiran tidak begitu tinggi. Bentuk umum seperti ini sering ditemui di Negara-negara maju seperti : Swedia,Belanda,Skandinavia.

d.      Piramida Penduduk Tua
Piramida ini berbentuk bantu nisan, yang berfungsi untuk menggambarkan adanya penurunan tingkat kelahiran yang sangat pesat, dan tingkat kematian kecil sekali. Apabila angka kelahiran jenis kelamin pria besar, maka suatu Negara bisa kekurangan penduduk. Negara yang bentuk piramida penduduknya seperti ini adalah Jerman, Inggris, Belgia, dan Perancis
F.     Rasio Ketergantungan
Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio) adalah perbandingan jumlah penduduk berumur 0-14 tahun, ditambah dengan jumlah penduduk usia 65 tahun keatas dibandingkan dengan jumlah penduduk usia 15-64 tahun. Rasio ketergantungan dapat dilihat menurut usia yakni Rasio Ketergantungan Muda dan Rasio Ketergantungan Tua. Rasio Ketergantungan dapat digunakan sebagai indikator yang secara kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu negara, apakah negara itu tergolong negara maju atau negara berkembang. Semakin tingginya persentase dependency ratio maka semakin tinggi beban tanggungan penduduk usia produktif untuk membiayai kehidupan penduduk yang belum produktif maupun yang sudah tidak produktif lagi.
G.    Kebudayaan
Semua kebudayaan senantiasa bergerak karena ia dinamis karena sebenarnya gerak kebudayaan adalah gerak manusia itu sendiri. Gerak atau dinamika manusia sesama manusia, atau dari satu daerah kebudayaan daerah lain, baik disengaja maupun tidak disengaja, seperti migrasi atau pengungsian dengan sebab-sebab tertentu. Dinamika dalam membawa kebudayaan dari suatu masyarakat ke masyarakat lain yang menyebabkan terjadinya akulturasi. 
Proses akulturasi kebudayaan dalam sejarah umat manusia telah terjadi pada umat atau bangsa-bangsa terdahulu. Dimana Adakalanya kebudayaan yang dibawa dapat dengan mudah diterima oleh masyarakat setempat dan adakalanya ditolak, parahnya ada juga sekelompok individu yang tetap tidak menerima kebudayaan asing walaupun mayoritas kelompok individu di sekelilingnya sudah menjadikan kebudayaan tersebut bagian dari kebudayaannya. 

Pada umumnya, unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah diterima adalah sebagai berikut.. 
  • Unsur Kebudayaan kebendaan, seperti alat-peralatan yang terutama sangat mudah dipakai dan dirasakan sangat bermanfaat bagi masyarakat yang menerimanya, contohnya adalah pada alat tulis menulis yang banyak dipergunakan orang Indonesia yang diambil dari unsur-unsur kebudayaan barat. 
  • Unsur-unsur yang terbukti membawa manfaat besar misalnya radio transistor yang banyak membawa kegunaan terutama sebagai alat mass-media. 
  • Unsur-unsur yang dengan mudah disesuaikan dengan keadaan masyarakat yang menerima unsur-unsur tersebut, seperti mesin penggiling padi dengan biaya murah serta pengetahuan teknis yang sederhana, dapat digunakan untuk melengkapi pabrik-pabrik penggilingan. 
Unsur-unsur kebudayaan yang sulit diterima oleh suatu masyarakat adalah sebagai berikut : 
  • Unsur yang menyangkut sistem kepercayaan, seperti ideologi, falsafah hidup, dan lainnya
  • Unsur-unsur yang dipelajari pada taraf pertama proses sosialisasi. Contoh yang sangat mudah adalah soal makanan pokok suatu masyarakat. Nasi merupakan makanan pokok sebagian besar masyarakat indonesia sukar sekali diubah dengan makanan pokok lainnya. 
H.    Budaya Barat
Budaya Barat (kadang-kadang disamakan dengan peradaban Barat atau peradaban Eropa), mengacu pada budaya yang berasal dari Eropa.
Istilah "budaya Barat" digunakan sangat luas untuk merujuk pada warisan norma-norma sosial, nilai-nilai etika, adat istiadat, keyakinan agama, sistem politik, artefak budaya khusus, serta teknologi. Secara spesifik, istilah budaya Barat dapat ditujukan terhadap:
·         Pengaruh budaya Klasik dan Renaisans Yunani-Romawi dalam hal seni, filsafat, sastra, dan tema hukum dan tradisi, dampak sosial budaya dari periode migrasi dan warisan budaya Keltik, Jermanik, Romanik, Slavik, dan kelompok etnis lainnya, serta dalam hal tradisi rasionalisme dalam berbagai bidang kehidupan yang dikembangkan oleh filosofi Helenistik, skolastisisme, humanisme, revolusi ilmiah dan pencerahan, dan termasuk pula pemikiran politik, argumen rasional umum yang mendukung kebebasan berpikir, hak asasi manusia, kesetaraan dan nilai-nilai demokrasi yang menentang irasionalitas dan teokrasi.
·         Pengaruh budaya Alkitab-Kristiani dalam hal pemikiran rohani, adat dan dalam tradisi etika atau moral, selama masa Pasca Klasik.
·         Pengaruh budaya Eropa Barat dalam hal seni, musik, cerita rakyat, etika dan tradisi lisan, dengan tema-tema yang dikembangkan lebih lanjut selama masa Romantisisme.
Konsep budaya Barat umumnya terkait dengan definisi klasik dari Dunia Barat. Dalam definisi ini, kebudayaan Barat adalah himpunan sastra, sains, politik, serta prinsip-prinsip artistik dan filosofi yang membedakannya dari peradaban lain. Sebagian besar rangkaian tradisi dan pengetahuan tersebut umumnya telah dikumpulkan dalam kanon Barat.[1]Istilah ini juga telah dihubungkan dengan negara-negara yang sejarahnya amat dipengaruhi oleh imigrasi atau kolonisasi orang-orang Eropa, misalnya seperti negara-negara di benua Amerika dan Australasia, dan tidak terbatas hanya oleh imigran dari Eropa Barat. Eropa Tengah juga dianggap sebagai penyumbang unsur-unsur asli dari kebudayaan Barat.
Beberapa kecenderungan yang dianggap mendefinisikan masyarakat Barat modern, antara lain dengan adanya pluralisme politik, berbagai subkultur atau budaya tandinganpenting (seperti gerakan-gerakan Zaman Baru), serta peningkatan sinkretisme budaya sebagai akibat dari globalisasi dan migrasi manusia.

Daftar pustaka :


Komentar