A. Pengertian
1. Individu
Individu berasal dari kata yunani yaitu “individium” yang
artinya “tidak terbagi”. Dalam ilmu sosial paham individu, menyangkut tabiat
dengan kehidupan dan jiwa yang majemuk, memegang peranan dalam pergaulan hidup
manusia. Individu merupakan kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia
perseorangan bukan sebagai manusia keseluruhan. Maka dapat disimpulkan bahwa
individu adalah manusia yang memiliki peranan khas atau spesifik dalam
kepribadiannya. Dan terdapat tiga aspek dalam individu yaitu aspek organik jasmaniah,
aspek psikis rohaniah, dan aspek sosial. Dimana aspek aspek tersebut saling
berhubungan. Apabila salah satu rusak maka akan merusak aspek lainnya.
2. Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri
atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu
tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Menurut Salvicion dan Celis (1998) di dalam keluarga
terdapat dua atau lebih dari dua pribadi yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan
atau pengangkatan, di hidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama
lain dan di dalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan
suatu kebudayaan.
Berdasar Undang-Undang 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Bab I pasal 1 ayat 6 pengertian keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri; atau suami, istri dan anaknya; atau ayah dan anaknya (duda), atau ibu dan anaknya (janda).
Berdasar Undang-Undang 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Bab I pasal 1 ayat 6 pengertian keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri; atau suami, istri dan anaknya; atau ayah dan anaknya (duda), atau ibu dan anaknya (janda).
3. Masyarakat
https://www.papermasters.com/individuals-societies.html |
4. Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi
sewaktu-waktu, dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam
sebuah populasi menggunakan “per waktu unit” untuk pengukuran. Sebutan
pertumbuhan penduduk merujuk pada semua spesies, tapi selalu mengarah pada
manusia, dan sering digunakan secara informal untuk sebutan demografi nilai
pertumbuhan penduduk, dan digunakan untuk merujuk pada pertumbuhan penduduk
dunia. (menurut Wikipedia)
Pertumbuhan penduduk merupakan salah satu faktor yang penting dalam masalah
sosial ekonomi umumnya dan masalah penduduk pada khususnya. Karena di samping
berpengaruh terhadap jumlah dan komposisi penduduk juga akan berpengaruh
terhadap kondisi sosial ekonomi suatu daerah atau negara maupun dunia.
B. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat. Karena hal tersebutlah, keluarga merupakan inner circle bagi seseorang sehingga sangat berpengaruh dengan bagaimana ia bersosialisasi dilingkungannya. Adapun fungsi dari keluarga itu sendiri, antara lain :
1. Fungsi
pendidikan moral dan juga akhlak anak;
2. Fungsi
sosialisasi kehidupan untuk anak;
3. Fungsi
perlindungan untuk setiap anggota keluarga;
4. Fungsi
perasaan dan pemberi kasih sayang antar sesama anggota keluarga;
5. Fungsi
pendidikan dan juga penanaman ilmu dan praktik agama;
6. Fungsi
penyedia kebutuhan ekonomi untuk anggota keluarga yang belum dapat memenuhi
kebutuhannya sendiri;
7. Fungsi
biologis sebagai sebuah bagian untuk memperbanyak keturunan / generasi penerus;
8. Fungsi
kasih sayang, rasa aman, dan perhatian antar sesama anggota keluarga;
9. Fungsi
rekreatif untuk setiap anggota keluarga dari berbagai macam aktivitas
keseharian
2. Macam-Macam / Jenis-Jenis Keluarga
Adapun macam-macam keluarga, antara lain sebagai berikut :
1. Keluarga
inti, merupakan jenis keluarga yang paling dasar sekaligus paling kecil
cakupannya. Meskipun begitu, keluarga inti merupakan jenis keluarga yang
memegang peranan terbesar dalam kehidupan setiap orang. Jenis keuarga ini hanya
terdiri atas ayah, ibu, dan anak.
2. Keluarga
Konjugal, merupakan keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, anak, yang dilengkapi
dengan keberadaan / interaksi dari orang tua ayah atau pun ibu (kakek, nenek).
Dibandingkan dengan keluarga inti, cakupan keluarga konjugal cenderung jauh
lebih luas dan juga lebih kompleks.
3. Keluarga
Luas, merupakan jenis keluarga dengan jumlah personil dan juga luas cakupan
paling besar. Keluarga luas terdiri dari personil keluarga konjugal yang telah
dilengkapi dengan keberadaan kerabat yang lebih kompleks seperti paman, bibi,
sepupu, dan berbagai personel keluarga lainnya.
C. Masyarakat
1. Golongan Masyarakat
1. Masyarakat sederhana. Dalam lingkungan masyarakat sederhana (primitive) pola pembagian kerja cenderung dibedakan menurut jenis kelamin. Pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin, nampaknya berpangkal tolak dari latar belakang adanya kelemahan dan kemampuan fisik antara seorang wanita dan pria dalam menghadapi tantangan-tantangan alam yagn buas saat itu.
2. Masyarakat Maju. Masyarakat maju memiliki aneka ragam kelompok sosial, atau lebih dikenal dengan sebuatan kelompok organisasi kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang berdasarkan kebutuhan serta tujuan tertentu yang akan dicapai. Dalam lingkungan, masyarakat maju dapat dibedakan.
2. Kelompok Masyarakat Industri dan Non-Industri
a. Masyarakat Non Industri
a. Masyarakat Non Industri
Secara garis besar, kelompok ini dapat digolongkan menjadi gua golongan yaitu
kelompok primer dan kelompok sekunder. Dalam kelompok primer, interaksi antar
anggotanya terjadi lebih intensif, lebih erat, lebi akrab. Kelompok ini disebut
juga kelompok face to face group.Sifag interaksi bercirak
kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati. Pembagian kerja atau pembagian
tugas pada kelompok ini dititik berakan pada kesadaran, tanggungjawab para
anggotadan berlangsung atas dasar rasa simpati dan secara sukarela. Dalam
kelompok sekunder terpaut saling hubungan tidak langsung, formal, juga kurang
bersifat kekeluargaan. Oleh krn itu sifat interaksi, pembagian kerja, diatur
atas dasar pertimbangan-pertimbagnan rasional obyektif. Para anggota menerima
pembagian kerja atas dasar kemampuan / keahlian tertentu, disamping dituntut
target dan tujuan tertentu yang telah ditentukan.
b. Masyarakat Industri
Durkheim mempergunakan variasi pembangian kerja sebagai dasar untuk
mengklasifikasikan masyarakat, sesuai dengan taraf perkembangannya. Akan tetapi
is lebih cenderung mempergunakan dua taraf klasifikasi, yaitu yang sederhana
dan yang kompleks. Masyarakat-masyarakat yang berada di tengah kedua eksterm
tadi diabaikannya (Soerjono Soekanto, 1982 : 190).
Jika pembagian kerja bertambah
kompleks, suatu tanda bahwa kapasitas masyarakat semakintinggi. Solidaritas
didasarkan pada hubungan saling ketergantungan antara kelompok-kelompok
masyarakat yang telah men2enal pengkhususan.Otonomi sejenis, juga menjadi ciri
daribagian/ kelompok-kelompok masyarakat industri. Otonomi sejenis dapat
diartikan dengan kepandaian/keahlian khusus yang dimiliki seseorang secara
mandiri, sampai pada batas-batas tertentu.
Contoh-contoh : tukang roti, tukang sepatu,tukang bubut, tukang las, ahli
mesin, ahli listrik dan ahli dinamo, mereka dapat bekerja secara mandiri. Dengan
timbulnya spesialisasi fungsional, makin berkurang pula ide-ide kolektif untuk
diekspresikan dan dikerjakan bersama.
D. Hubungan Antara Individu, Keluarga dan Masyarakat
Aspek individu, keluarga, dan masyarakat adalah aspek-aspek sosial yang tidak bisa dipisahkan. Keempatnya mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Tidak akan pernah ada keluarga, masyarakat maupun kebudayaan apabila tidak ada individu. Sementara di pihak lain untuk mengembangkan eksistensinya sebagai manusia, maka individu membutuhkan keluarga dan masyarakat, yaitu media di mana individu dapat mengekspresikan aspek sosialnya. Di samping itu, individu juga membutuhkan kebudayaan yakni wahana bagi individu untuk mengembangkan dan mencapai potensinya sebagai manusia.
Aspek individu, keluarga, dan masyarakat adalah aspek-aspek sosial yang tidak bisa dipisahkan. Keempatnya mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Tidak akan pernah ada keluarga, masyarakat maupun kebudayaan apabila tidak ada individu. Sementara di pihak lain untuk mengembangkan eksistensinya sebagai manusia, maka individu membutuhkan keluarga dan masyarakat, yaitu media di mana individu dapat mengekspresikan aspek sosialnya. Di samping itu, individu juga membutuhkan kebudayaan yakni wahana bagi individu untuk mengembangkan dan mencapai potensinya sebagai manusia.
Lingkungan sosial yang pertama kali dijumpai individu dalam hidupnya adalah
lingkungan keluarga. Di dalam keluargalah individu mengembangkan kapasitas
pribadinya. Di samping itu, melalui keluarga pula individu bersentuhan dengan
berbagai gejala sosial dalam rangka mengembangkan kapasitasnya sebagai anggota
keluarga. Sementara itu, masyarakat merupakan lingkungan sosial individu yang
lebih luas.
Di dalam masyarakat, individu mengejewantahkan apa-apa yang sudah dipelajari dari keluarganya. Mengenai hubungan antara individu dan masyarakat ini, terdapat berbagai pendapat tentang mana yang lebih dominan. Pendapat-pendapat tersebut diwakili oleh Spencer, Pareto, Ward, Comte, Durkheim, Summer, dan Weber. Individu belum bisa dikatakan sebagai individu apabila dia belum dibudayakan. Artinya hanya individu yang mampu mengembangkan potensinya sebagai individulah yang bisa disebut individu. Untuk mengembangkan potensi kemanusiaannya ini atau untuk menjadi berbudaya dibutuhkan media keluarga dan masyarakat.
Di dalam masyarakat, individu mengejewantahkan apa-apa yang sudah dipelajari dari keluarganya. Mengenai hubungan antara individu dan masyarakat ini, terdapat berbagai pendapat tentang mana yang lebih dominan. Pendapat-pendapat tersebut diwakili oleh Spencer, Pareto, Ward, Comte, Durkheim, Summer, dan Weber. Individu belum bisa dikatakan sebagai individu apabila dia belum dibudayakan. Artinya hanya individu yang mampu mengembangkan potensinya sebagai individulah yang bisa disebut individu. Untuk mengembangkan potensi kemanusiaannya ini atau untuk menjadi berbudaya dibutuhkan media keluarga dan masyarakat.
E. Urbanisasi
1. Pengertian Urbanisasi
Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi adalah
masalah yang cukup serius bagi kita semua. Persebaran penduduk yang tidak
merata antara desa dengan kota akan menimbulkan berbagai permasalahan kehidupan
sosial kemasyarakatan. Jumlah peningkatan penduduk kota yang signifikan tanpa
didukung dan diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan, fasilitas umum, aparat
penegak hukum, perumahan, penyediaan pangan, dan lain sebagainya tentu adalah
suatu masalah yang harus segera dicarikan jalan keluarnya.
2. Proses Terjadinya Urbanisasi
Urbanisasi terjadi karena adanya beberapa faktor, antara lain sebagai berikut :
a. Faktor penarik
Daftar Pustaka
Urbanisasi terjadi karena adanya beberapa faktor, antara lain sebagai berikut :
a. Faktor penarik
Kota
sebagai suatu wilayah industri dan pusat pelayanan jasa tentunya memberikan
magnet tersendiri bagi masyarakat desa untuk hijrah dan mencari peruntungan.
Beberapa hal yang menarik dari kota sehingga banyak orang rela meninggalkan
desanya antara lain :
1. Upah
kerja di kota lebih tinggi
2. Kota
banyak menyediakan lapangan pekerjaan mulai dari tenaga kasar hingga
profesional
3. Fasilitas pelayanan sosial mudah didapatkan seperti pendidikan, kesehatan dan perbelanjaan.
3. Fasilitas pelayanan sosial mudah didapatkan seperti pendidikan, kesehatan dan perbelanjaan.
4. Kota
memiliki gaya hidup relatif bebas dibanding desa
5. Sarana
transportasi mudah didapat
b. Faktor
pendorong
Faktor
pendorong berkaitan dengan kondisi di desa yang mengakibatkan masyarakatnya
ingin pergi meninggalkan desa seperti :
1. Kurangnya
lapangan kerja
2. Upah di desa relatif rendah
2. Upah di desa relatif rendah
3. Tidak
tersedianya fasilitas pelayanan sosial di desa
4. Adat
istiadat desa sangat mengekang dan membuat masyarakat tidak berkembang
5. Motif
ingin mencari pengalaman
Itulah beberapa faktor yang membuat terjadinya fenomena urbanisasi. Hal tersebut menandakan bahwa ada ketimpangan pembangunan antara desa dengan kota. Di negara maju, ketimpangan tersebut dikendalikan dengan adanya program mekanisasi pertanian dan peningkatan fasilitas perkebunan dan peternakan agar hasil yang didapatkan lebih besar.
Itulah beberapa faktor yang membuat terjadinya fenomena urbanisasi. Hal tersebut menandakan bahwa ada ketimpangan pembangunan antara desa dengan kota. Di negara maju, ketimpangan tersebut dikendalikan dengan adanya program mekanisasi pertanian dan peningkatan fasilitas perkebunan dan peternakan agar hasil yang didapatkan lebih besar.
Daftar Pustaka
https://suparman11.wordpress.com/2013/11/17/hubungan-antara-individu-keluarga-dan-masyarakat/
https://alvinmod.wordpress.com/2014/11/10/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-penduduk/
https://rikaarba.wordpress.com/2012/10/21/keluarga-dan-fungsi-keluarga/
https://triplego.wordpress.com/2011/10/20/tugas-isd-bab-iii/
www.wikipedia.com
Komentar
Posting Komentar