It's Totally Cool To Have A Not-Cool Life


Sebenarnya, saya tidak cukup mumpuni dalam menulis tulisan ini sebagaimana latar belakang hidup saya yang masih ‘begitu-begitu aja’ sejauh ini. Bukan maksud ingin menggurui, tapi saya berani jamin kalau kamu yang membaca tulisan ini—setidaknya satu kali saja—pernah melontarkan kalimat “hidup kok begini-begini saja?” dalam hidup, ya tho??? Kalau iya, yaudah, sih.

Beragam quotes-quotes kekinian berhambur di ranah dunia maya yang dibuat dalam rangka memberikan semangat bagi para pembacanya, mulai dari famous quotes, love quotes, motivational quotes, wisdom quotes, dan masih banyak lagi. Banyak sekali macamnya. Tapi, yang namanya hidup memang tidak seindah dari quotes-quotes kekinian itu. Sebagaimana saya ambil salah satu contoh quotes yang sebenarnya nyaris tidak applicable dalam hidup saya; Travel the world because life’s just too short. Ide bagus, untuk yang berduit. Lalu, apa kabar para #sobatkismin seperti saya? Tentu akan kesulitan dalam mengimplementasikan maksud dan tujuan yang ditimbulkan dari quotes tersebut.

Disini saya hanya ingin berbagi wejangan sedikit, alih-alih berbagi pikiran kepada orang-orang se-pernasib-an yang hidupnya udah kelewat ‘mentok’. Menjalani hidup yang kalau kata anak-anak zaman sekarang (btw, saya anti sekali ngomong ‘kids zaman now’ because it looks stupid???) b aja. Yha, gimana bro sist. Sudah melakukan yang terbaik, tapi kadang masih merasa urip kok ngene-ngene wae...

Salah satu hal paling sederhana yang bisa dilakukan adalah bersyukur. Liat instagram teman kok feeds-nya kekinian sekali. Makan di restoran fancy, pakai pakaian bermerek harga 6 digit, kok ya pengen juga niru. But, one thing you should know. Kebanyakan orang-orang hanya menampakkan sisi bahagia di media sosial mereka. Lha, piye. Emang ada gitu, selebgram yang tiap hari posting tagihan kartu kredit yang nunggak berbulan-bulan? Cobalah untuk belajar mencintai hidup sendiri. Sikap ini bisa diterapkan untuk menghindari perasaan iri dan kecenderungan membanding-bandingkan hidup sendiri dengan orang lain. Sungguh, hal tersebut benar-benar tidak baik untuk kesehatan jiwa dan mental kita. Lama-lama, bisa stres sendiri. Apalagi sampai memaksakan keadaan, sudah tahu tidak punya duit, buat apa dipaksain?

Kemudian, berhentilah k e p o. Cobalah untuk tidak merasa perlu tahu siapa jadian dengan siapa, siapa habis jalan-jalan kemana, siapa abis berantem sama siapa dan hal-hal receh lain yang sebenarnya tidak diwajibkan bagi kita untuk tahu. Selain membuang waktu, juga buat apaan sih, shay. Mending kamu meng-upgrade kualitas diri agar tidak bego-bego amat ketika diajak berbincang problematika kehidupan yang cukup berat. Aseeek...


Tidak masalah jika hidup kamu masih begitu-begitu aja. Tidak masalah kalau kamu belum pernah memenangkan penghargaan bergengsi manapun atau sekedar mendapat penghargaan pemuda ter-rajin se-kecamatan. Atau barangkali belum belum bisa jadi sesosok manusia yang bisa ikut berkontribusi dalam terciptanya perdamaian dunia, sabodo teuing euy. Mungkin hidup kita memang sudah tergariskan hadir di dunia ini hanya untuk memenuh-menuhi isi alam semesta dan menghambur-hamburkan oksigen di udara. Tapi, percayalah, menjadi orang baik kadang kerap kali kita lupakan dan justru malah berlomba-lomba untuk menjadi yang paling ‘pintar’, yang paling ‘populer’ demi mendapat bentuk pengakuan orang sekitar. Coba saja kalian pikir-pikir lagi, deh, tidakkah terlalu melelahkan jika kita selalu sibuk mencari pengakuan? Justru melupakan bahwa jauh lebih baik menjadi orang yang bisa berguna bagi orang lain. So, keep going on, because it's totally cool to have a not-cool life. 

Komentar